Kamis, 24 Februari 2011
Rabu, 09 Februari 2011
Mencari Jejak Kebudayaan Melanesia
Sejumlah unsur budaya Papua sedang menuju fase kepunahan. Padahal, tidak semua masyarakat Papua mengenal budayanya sendiri. Penyebabnya beragam. Sebagai langkah pelestarian dan pengenalan akan nilai-nilai budaya, maka Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua bersama sejumlah instansi terkait menyelenggarakan konferensi Internasional Keragaman Budaya Papua dan Festival Budaya Melanesia.
“Tanah Papua, Tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi........” penggalan kalimat tadi merupakan syair lagu yang mengisahkan kemolekan dan pesona alam Papua, sehingga disebut surga kecil yang jatuh ke bumi. Ungkapan syair tersebut tampaknya mau menggambarkan keindahan yang tiada taranya sehingga sekilas bernada emosional. namun dari sana dapatlah diketahui bahwa Tanah Papua menyimpan beragam potensi sumber daya alam, sumber daya budaya dan sumber daya manusia.
Meskipun beragam, sangat potensial untuk dikembangkan. Hanya saja, tidak semua potensi budaya itu terkuak dan dikelola. Ada banyak yang belum dikembangkan. Padahal berpotensi ekonomis sehingga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat pewaris dan pemilik budaya. Selain mengandung nilai ekonomis, potensi budaya yang ada dapat dikelola agar menjadi pelajaran “budaya” bagi generasi sekarang, sehingga mereka dapat mengenal budayanya sebagai identitas dan jati dirinya.
Berbicara mengenai Melanesia pada prinsipnya adalah berbicara soal jatidiri atau identitas. Identitas itu dalam kasat mata terukur dari keragaman adat-istiadat dan budaya. Sehingga tak heran dalam keberagaman budaya dan tata kelola adat istiadat setiap suku di seantero Tanah Papua masing-masing suku memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi jatidiri atau identitas tadi.
Meskipun masing-masing kebudayaan memiliki ciri-cirinya sendiri, namun tidak bisa disangkal juga bahwa didalam perbedaan masih tersisa kemiripan yang diyakini sebagai kesamaan kebudayaan yang pada akhirnya menjadi identitas atau jatidiri bersama pula. Sebut saja, pola hidup, tata cara perkawinan, dan sejumlah ritual adat. Hal ini cenderung memilki kesamaan-kesamaan yang menjadi bagian dari ciri-ciri bersama tadi. Misalnya, atraksi seni, seperti tari-tarian dan nyanyian yang dipertunjukan dalam berbagai pentas seni sesungguhnya dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas sehingga para pendukung kebudayaan ini dapat mengambil peran untuk melestarikannya.
Dalam kaitannya dengan perlindungan dan keberpihakan terhadap hak-hak dasar orang asli Papua seperti yang tertuang dalam UU No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua bekerjasama dengan Dewan Kesenian Tanah Papua dan didukung para pencinta seni di Tanah Papua akan menyelenggarakan hajatan bertaraf global dengan menggelar kegiatan bertajuk Konfrensi Internasional Keragaman Budaya Papua dan Festival Budaya Melanesia pada Oktober 2010.
Kegiatan tersebut pada intinya merupakan program Pemerintah Provinsi Papua yang diimplementasikan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua untuk memperkenalkan kebudayaan Melanesia namun lingkup pembahasannya hanya berkisar Kebudayaan Masyarakat Papua.
Sekretaris Panitia Pelaksana Konfrensi Internasional Keberagaman Budaya Papua dan Festival Budaya Melanesia, Septinus Rumasep, kepada Tabloid Suara Perempuan Papua, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan memperkenalkan bentuk dan ragam budaya kepada generasi muda Papua saat ini.
Dikatakan Rumasep, salah satu alasan kegiatan ini digelar adalah karena berdasarkan kajian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua bahwa banyak nilai-nilai budaya yang sudah hilang nilainya dari kondisi yang sesungguhnya. “Banyak orang Papua yang sudah tidak mengetahui budayanya sendiri,” ungkap Septinus yang terkenal dengan sebutan pace Pilemon.
Menyebut Melanesia, di jaman orde baru tidak semudah menyebut kata orde baru itu sendiri, karena kata “Melanesia” telah menjadi stigma yang sangat identik dengan gerakan pemberontakan terhadap pemerintah dan aksi-aksi separatis. Padahal, tidak demikian. Ia menjadi semacam identitas.
Ketua Jurusan Antropologi Universitas Cenderawasih Jayapura, Dr. Enos Rumansara mengatakan kata “Melanesia” berasal dari bahasa Yunani, yakni Mellas dan Nesos. Melas yang artinya hitam dan nesos yang berati pulau. Jadi Melanesia artinya kepulauan yang didiami oleh penduduk yang berkulit hitam.
Menurutnya, persebaran penduduk dengan ciri khas berkulit hitam dan rambut keriting adalah dari wilayah yang berada di kawasan Pasifik Barat hingga Laut Arafura, kemudian dari wilayah Utara dan timur Laut Australia. Wilayah di Indonesia yang tergolong sebagai penduduk dengan ras Melanesia antara lain : Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku Tenggara, dan Papua bila diteruskan ke arah timur maka negara-negara di kepulauan Pasfik seperti seperti Fiji, Vanuatu, Papua Nugini dan sejumlah negara di kepulauan di sepanjang kawasan Pasifik Barat Daya.
Mencari jejak Melanesia adalah sebuah absolutisme yang perlu dilakukan karena pada dasarnya hal ini menjadi jatidiri dan identitas bersama di wilayah dan kawasan pendukung kebudayaan Melanesia.
Secara fisik karakter kebudayaan Melanesia memiliki kemiripan satu dengan lainnya. Misalnya saja, kata Enos Rumasara bahwa mereka memiliki ciri-ciri fisik yakni berkulit gelap dan rambut keriting. Ciri lain, kata dia, yang dapat dilihat berdasarkan ciri budayanya, tampak pada kesenian, sistem religi, organisasi sosial, sistem teknologi tradisional dan bahasa. “Ada kesamaan dalam hal ini,” kata dia.
Dilanjutkannya bahwa kemiripan lain yang terlihat sangat menyolok, adalah bahan makanan yang dikonsumsi. Dari Nusa Tenggara Timur sampai Papua kebanyakan masyarakatnya mengkonsumsi umbi-umbian, dan sagu sebagai bahan makanan utamanya. Sedangkan masyarakat yang mendiami wilayah ke arah barat Indonesia, pada dasarnya mengkonsumsi padi sebagai makanan pokok utama.
Dari aspek kebudayaan memang ada kesamaan, yakni pendukung kebudayaan Melanesia. Namun dari perjalanan dan pengalaman sejarah membuktikan bahwa selain persamaan yang mencolok, ada juga perbedaannya sehingga untuk mengetahui perbedaan karakteristik kebudayaan masing-masing daerah Melanesia, maka akan diadakan pertunjukan untuk menampilkan atraksi budaya masing-masing peserta dari berbagai ras dan negara pendukung kebudayaan Melanesia. *** (Brigitta/Angela Flassy/Gabriel Maniagasi)
Ketua Jurusan Antropologi Universitas Cenderawasih Jayapura, Dr. Enos Rumansara mengatakan kata “Melanesia” berasal dari bahasa Yunani, yakni Mellas dan Nesos. Melas yang artinya hitam dan nesos yang berati pulau. Jadi Melanesia artinya kepulauan yang didiami oleh penduduk yang berkulit hitam.
Menurutnya, persebaran penduduk dengan ciri khas berkulit hitam dan rambut keriting adalah dari wilayah yang berada di kawasan Pasifik Barat hingga Laut Arafura, kemudian dari wilayah Utara dan timur Laut Australia. Wilayah di Indonesia yang tergolong sebagai penduduk dengan ras Melanesia antara lain : Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku Tenggara, dan Papua bila diteruskan ke arah timur maka negara-negara di kepulauan Pasfik seperti seperti Fiji, Vanuatu, Papua Nugini dan sejumlah negara di kepulauan di sepanjang kawasan Pasifik Barat Daya.
Mencari jejak Melanesia adalah sebuah absolutisme yang perlu dilakukan karena pada dasarnya hal ini menjadi jatidiri dan identitas bersama di wilayah dan kawasan pendukung kebudayaan Melanesia.
Secara fisik karakter kebudayaan Melanesia memiliki kemiripan satu dengan lainnya. Misalnya saja, kata Enos Rumasara bahwa mereka memiliki ciri-ciri fisik yakni berkulit gelap dan rambut keriting. Ciri lain, kata dia, yang dapat dilihat berdasarkan ciri budayanya, tampak pada kesenian, sistem religi, organisasi sosial, sistem teknologi tradisional dan bahasa. “Ada kesamaan dalam hal ini,” kata dia.
Dilanjutkannya bahwa kemiripan lain yang terlihat sangat menyolok, adalah bahan makanan yang dikonsumsi. Dari Nusa Tenggara Timur sampai Papua kebanyakan masyarakatnya mengkonsumsi umbi-umbian, dan sagu sebagai bahan makanan utamanya. Sedangkan masyarakat yang mendiami wilayah ke arah barat Indonesia, pada dasarnya mengkonsumsi padi sebagai makanan pokok utama.
Dari aspek kebudayaan memang ada kesamaan, yakni pendukung kebudayaan Melanesia. Namun dari perjalanan dan pengalaman sejarah membuktikan bahwa selain persamaan yang mencolok, ada juga perbedaannya sehingga untuk mengetahui perbedaan karakteristik kebudayaan masing-masing daerah Melanesia, maka akan diadakan pertunjukan untuk menampilkan atraksi budaya masing-masing peserta dari berbagai ras dan negara pendukung kebudayaan Melanesia. *** (Brigitta/Angela Flassy/Gabriel Maniagasi)
Melanesia, Mikronesia dan Polinesia
Di Kawasan Pasifik (Oseania), sedikitnya terdapat 25.000 pulau dan terdapat kurang lebih 25 negara yang tersebar dari wilayah barat dan terpusat di Laut Pasifik.
Walaupun Kepulaulan Pasifik memiliki luas jutaan kilometer namun luas daratannya hanya 1.261.456 km. Memang sedikit lebih besar dari Afrika Selatan, dan sedikit lebih kecil daripada Peru dan memiliki perbandingan dengan Alaska sebesar 4 : 5. Kepulauan New Guinea, New Zeland dan Hawai mempunyai sedikitnya 93 persen luas daratan.
Kepulaunan Pasifik dapat dibagi menjadi 3 subregional yakni Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia. Kata “Mela” pada kata “Melanesia” yang berarti hitam atau gelap. Hal ini dapat diartikan dengan corak kulit masyarakat Melanesia yang gelap. Kata “Mikro” pada kata “Mikronesia” dapat diartikan “kecil”. Hal ini disebabkan melihat dari tubuh masyarakat Mikronesia pada umumnya pendek dan kecil. Sedangkan kata “Poli” dalam kata Polinesia mengandung arti banyak. Hal ini dapat diartikan sebagai kepulauan polinesia yang sangat banyak.
Kepulaunan Pasifik dapat dibagi menjadi 3 subregional yakni Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia. Kata “Mela” pada kata “Melanesia” yang berarti hitam atau gelap. Hal ini dapat diartikan dengan corak kulit masyarakat Melanesia yang gelap. Kata “Mikro” pada kata “Mikronesia” dapat diartikan “kecil”. Hal ini disebabkan melihat dari tubuh masyarakat Mikronesia pada umumnya pendek dan kecil. Sedangkan kata “Poli” dalam kata Polinesia mengandung arti banyak. Hal ini dapat diartikan sebagai kepulauan polinesia yang sangat banyak.
Melanesia
Melanesia memiliki luas 5.600 km .Dari barat laut hingga tenggara, Melanesia terdiri dari : Papua New Guinea, Papua,Pulau Solomon, Pulau Fiji, Pulau Caedonia, dan beberapa pulau dari Negara Vanuatu. Pulau terbesar di Melanesia adalah New Guinea. Pulau terbesar di kepulauan pasifik dan pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Bagian timur dan selatan New Guenea adalah negeri Solomon dan Venuatu, dan kepulauan Fiji. Terdapat lebih dari 700 bahasa di sini.
Melanesia memiliki luas 5.600 km .Dari barat laut hingga tenggara, Melanesia terdiri dari : Papua New Guinea, Papua,Pulau Solomon, Pulau Fiji, Pulau Caedonia, dan beberapa pulau dari Negara Vanuatu. Pulau terbesar di Melanesia adalah New Guinea. Pulau terbesar di kepulauan pasifik dan pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Bagian timur dan selatan New Guenea adalah negeri Solomon dan Venuatu, dan kepulauan Fiji. Terdapat lebih dari 700 bahasa di sini.
Mikronesia
Kepulauan kecil dan pulau-pulau karang Micronesia menyebar luas meliputi bagian besar wilayah utara Melanesia dan timur Asia. Mikronesia memiliki 4 bagian kepulauan. Kepulauan Carolina, kepulauan Mariana, Palau, dan Guam. Di timur Mariana adalah kepulauan Mershal. Di bagian tenggara Mariana adalah Negara Kiribati yang berada di wilayah ekuator. Negara kecil Nauru di bagian barat Kiribati juga termasuk dalam Mikronesia. Kepulauan Mikronesia sangat kecil denga luas daatan hanya 3240 sq km. Lebih dari itu, Makronesia hanya mencakup sekitar 3,6 persen dari total wilayah daratan Oseania.
Kepulauan kecil dan pulau-pulau karang Micronesia menyebar luas meliputi bagian besar wilayah utara Melanesia dan timur Asia. Mikronesia memiliki 4 bagian kepulauan. Kepulauan Carolina, kepulauan Mariana, Palau, dan Guam. Di timur Mariana adalah kepulauan Mershal. Di bagian tenggara Mariana adalah Negara Kiribati yang berada di wilayah ekuator. Negara kecil Nauru di bagian barat Kiribati juga termasuk dalam Mikronesia. Kepulauan Mikronesia sangat kecil denga luas daatan hanya 3240 sq km. Lebih dari itu, Makronesia hanya mencakup sekitar 3,6 persen dari total wilayah daratan Oseania.
Polinesia
Polinesia, berada di bagian tengah dan selatan Pasifik. Polinesia lebih besar bahkan dari jumlah luas totam Mikronesia dan Melanesia jika digabungkan Polinesia terdiri dari American Samoa, Cook Island, French Polynesia, Hawai, New Zealand, Niue, Pitcairn Island, Samoa, Tokelau, Tonga, Tuvalu, Wallis dan kepulauan Futuna. (berbagai sumber)
====================================================================
* Tulisan ini pernah dimuat di TSPP edisi 22 tahun 2010.
Polinesia, berada di bagian tengah dan selatan Pasifik. Polinesia lebih besar bahkan dari jumlah luas totam Mikronesia dan Melanesia jika digabungkan Polinesia terdiri dari American Samoa, Cook Island, French Polynesia, Hawai, New Zealand, Niue, Pitcairn Island, Samoa, Tokelau, Tonga, Tuvalu, Wallis dan kepulauan Futuna. (berbagai sumber)
====================================================================
* Tulisan ini pernah dimuat di TSPP edisi 22 tahun 2010.
Langganan:
Postingan (Atom)